Welcome text


Terima kasih Sudah Berkunjung.... :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Jumat, 03 Januari 2014

tgl 31 Desember 2013, lima orang mahasiswa yang sedikit alay berkumpul di jalan Dago untuk mengisi liburannya dengan melihat Festival Lampion Bandung. seperti ini kira-kira suasana di Dago saat itu...

kami memulai perjalanan dari SPBU Pertamina Dago (dulu sih SPBU Petronas) ke arah selatan, menelusuri jalanan malam dago yang sangat ramai dengan berbagai macam manusia, berbagai macam bentuk terompet, berbagai macam bentuk promosi, dan berbagai macam bentuk jajanan.
di pertigaan Boromeus, satu teman kami bertambah lagi, sang calon kahim (ini agak gak penting), seperti biasa saya, yudis, tomy selalu mewacanakan mars dan sampai sekarang belum pernah kejadian si mars itu terdengar. oke skip..
Suasana masih agak sepi pada waktu itu, iya menurutku masih sepi karena jalan lain lebih rame, apalagi di jembatan pasopati yang mcetnya minta ampun. lanjut perjalanan, akhirnya kami mulai lapar, dan mulai lapar, dan akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan di sepanjang balubur, mulai dari javan steak, WS, sampe bakso semuanya tutup. akhirnya, pilihan terakhir ditempat makan mahasiswa, Nasi Goreng Solo (sampai sini sepertinya tidak ada perubahan yang berarti di tahun baru ini).
 Jam menunujukkan pukul 10.30 malam, sudah waktunya tomy tidur, rudy dan rizki pun pulang. artinya tinggal saya, Aul, dan Yudis yang melanjutkan perjalanan kembali ke dago.
Setibanya di Dago, WOOW, manusia sudah bertumpah ruah di sini, ribuan orang sudah memadati dago, mulai dari anak2, mbak2, mas2, ibu2, bapak2, syukurnya belum liat kakek2 n nenek2 (tpi kemungkinan ada). bayangkan saja, di pusat keramaian (di sekitar depan dapla) untuk jalan dua puluh meter ke utara, membutuhkan waktu 10 menit cuy.
oiya, sebenarnya tujuan lain si Festival Lampion ini buat peresmian bus pelajar, ini penampakannya:



tepat jam 12 kurang tiga menit, eh, tiba2 si kembang api nyala semua (tahun baru udah pindah jadwalkah?)
mungkin kalo difoto kayak gini:




 meriah banget tapi tidak tepat waktu.
Beberapa menit kemudian, ada teriakan 10.. 9.. 8......... 3..2..1..
suasana pun gaduh, gaduh tidak karuan, ada remaja ababil (cabe2an :3) yang foto bertiga dengan temennya yang entah mereka ngucap apa (sepertinya tahun ini mau ngapain), ada mbak2 n mas2 lagi pacaran ngevideoin sambil ngucap hal yang sama sepertinya. oke ini meriah menurut saya. trus pulang... (sebelumnya ketemu mbak2 statistika ITS, mbaknya... :) ) #eh



Nah, mau mencoba menyimpulkan sedikit kawan, rata2 yang di malam Festival Lampion adalah kalangan remaja cuy, enth apa alasan mereka datang bersempit2an. bermalam2an di Dago kala itu. mungkin hanya untuk cari kegiatan timbang diam di rumah. andai saja ada suatu wadah yang memberikan mereka kesempatan untuk melakukan hal yang lebih berguna, lebih bermanfaat, lebih menghasilkan karya dibanding harus diam menonton dan mendengarkan musik yang saya rasa sedikit abstrak lagunya. Tugas KARISMA. :p
Memcoba membayangkan generasi muda Indonesia melakukan tindakan yang tidak patut, membayangkan generasi muda ini yang akan memimpin Indonesia 20 tahun ke depan, hmmm
semoga suatu hari nnti Karisma mampu memfasilitasi hal itu...






SKIP>>>

Ada kata seseorang:
Tahun baru itu sarana berbagi, saat gemerlap kembang api menyala2 di langit, semua orang bisa melihat, tidak peduli dia kaya atau miskin. semua orang boleh menikmati keindahannya. :)

Ada kata seseorang
kegiatan membakar uang ratusan juta itu akan tetap ada selama semua orang senang melihatnya

Ada kata seseorang
tahun baru bukan saatnya bersenang-senang, namun merenungla dan jadilah orang baru yang tidak mengulang kebodohannya di tahun lalu

Ada kata seseorang
Kita anak Alay ITB, mana ada anak ITB yang mau melihat Festival Lampion, mending dirumah bareng ortu atau tidur dikosan.

-Sekian-